Keindahan Menurut Pandangan Umum

Pada umumnya ungkapan mengenai keindahan di dalam kenyataan sehari-hari, baik dinyatakan sendiri maupun yang didengarkan dari orang lain, ditujukan kepada sesuatu yang menimbulkan rasa senang, rasa puas, rasa nyaman, atau rasa bahagia di dalam jiwa pada saat kita mengalaminya. Ada bermacam-macam hal yang biasa menimbulkan perasaan seperti itu, yang secara umum dapat dibedakan atas dua golongan. Pertama, hal yang sifatnya alami seperti akibat peristiwa alam (misalnya bentuk awan, warna langit, matahari terbenam, suara atau kejaran ombak, suara air mengalir, stlatnik, dan lain-lain) dan bentuk makhluk ciptaan Tuhan (misalnya kuda, burung, ikan, kembang, pohon, tubuh manusia dan lain-lain). Kedua, hal yang merupakan hasil olahan atau karya manusia, seprti bentuk bangunan, bentuk kendaraan, bentuk peralatan rumah tangga, lukisan, patung, ukiran, nyanyian, musik, tarian, dan lain-lain). Pada umumnya objek-objek yang menimbulkan rasa senang, rasa puas, rasa nyaman atau bahagia itulah kemudian disebut sebagai hal yang indah. Hal-hal indah yang sifatnya alami disebut "keindahan alam", sedangkan hal-hal indah yang merupakan karya atau hasil olahan manusia disebut "keindahan seni".

Keindahan Menurut Pandangan Timur

Pembahasan keindahan menurut pandangan di Timur dilakukan berdasarkan kebudayaan tertua yang dipandang paling mendominasi perkembangan peradaban Timur di masa lalu. Ada tiga kebudayaan tertua dan membawa pengaruh luas terhadap perkembangan kebudayaan, termasuk falsafah tentang keindahan di belahan bumi bagian timur, yaitu Cina, Timur Tengah (Islam), dan India.

Pandangan Keindahan di Cina
Bangsa Cina di dalam peradabannya menganut kepercayaan bernama Tao yang dianggap sumber dari nilai-nilai kehidupan. Secara harfiah Tao  berarti jalan atau marga. Ada pula yang mengartikan Tao sebagai sinar terang dan sumber dari segala sumber yang ada. Bagi bangsa Cina, manusia dianggap sempurna apabila hidupnya diterangi oleh Tao. Tao adalah kemutlakan, sesuatu yang memberikan keberadaan, kehidupan, dan kedamaian. Kepercayaan inilah yang menjadi salah satu landasan estetika Cina. Barang-barang buatan manusia dianggap indah apabila dinafasi oleh Tao.

Keindahan Menurut Pandangan Barat

Di dalam sejarah perkembangan estetika di Barat, cukup banyak tercatat filosof terkemuka yang telah memberikan pandangannya tentang keindahan. Berbagai pandangan filosof Barat tentang keindahan lahir sejak zaman Yunani Kuno hingga pada zaman modern dewasa ini. Beberapa pandangan di antara filosof Barat tersebut diuraikan berikut ini.

Pandangan Tentang Keindahan

Setiap orang punya pengalaman serta tanggapan terhadap sesuatu yang disebut sebagai hal yang indah. Pengalaman serta tanggapan setiap orang bersifat relatif menyebabkan timbulnya berbagai pandangan tentang keindahan. Perbedaan pandangan itulah yang melahirkan bermacam-macam konsep tentang keindahan.

Estetika

Pengertian Estetika
  • Pengertian estetika menurut asal katanya (etimologis)
Istilah Estetika di dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari kata Aesthetica, yaitu sebuah istilah yang pertama kali digunakan oleh seorang filosof Jerman bernama Alexander Gottheb Baumgarten (1714-1762) sebagai judul sebuah buku karangannya yang berisi uraian tentang seni dan keindahan. Istilah itu digunakan oleh Baumgarten untuk menunjukkan sebuah cabang filsafat yang membahas seni dan keindahan. Istilah Aesthetica sendiri berasal dari kata Yunani: "aisthetika yang berarti hal-hal yang dapat diserap dengan panca indera; dan aisthesis yang berarti pencerapan indera (sense perception)". Pengertian istilah aisthesis ini terdapat beberapa macam. Selain yang disebutkan tadi, ada pula mengartikan perasaan atau sensitivitas; dan ada yang mengartikan pencerapan, persepsi, pengalaman, perasaan, atau pandangan. Istilah Aesthetica yang digunakan Baumgarten di dalam Bahasa Inggris disebut aesthetic atau esthetic yang kemudian menggantikan istilah filsafat, teori, atau ilmu tentang keindahan/cita rasa/ seni.

Perspektif Tiga Titik Hilang

Perspektif dengan 3 titik hilang biasanya hanya dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang sangat luas, besar, dan tinggi dan secara visual mengalami distorsi yang sangat ekstrem. Biasanya teknik ini dipakai untuk

Perspektif Dua Titik Hilang

Secara teknis, perspektif dengan 2 titik hilang hampir sama dengan teknik perspektif 1 titik hilang. Pada teknik perspektif 2 titik hilang, pada garis horizon terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang berasal dari 2 titik hilang ini akan membentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarak antara 2 titik ini terlalu dekat, penampakan objek gambar benda mengalami distorsi.