Setiap orang punya pengalaman serta tanggapan terhadap sesuatu yang disebut sebagai hal yang indah. Pengalaman serta tanggapan setiap orang bersifat relatif menyebabkan timbulnya berbagai pandangan tentang keindahan. Perbedaan pandangan itulah yang melahirkan bermacam-macam konsep tentang keindahan.
Perbedaan konsep keindahan dapat terjadi antarindividu dan antarmasyarakat yang berbeda kebudayaan. Perbedaan konsep keindahan antarindividu dibuktikan oleh beragamnya pendapat para ahli estetika tentang keindahan. Sedangkan, perbedaan konsep keindahan antarmasyarakat yang berbeda kebudayaan dibuktikan oleh adanya pendikotomian pandangan tentang keindahan antara masyarakat Barat dengan masyarakat Timur.
Sebagai pengantar untuk memasuki pembahasan ini, perlu penjelasan bahwa pendikotomian pandangan tentang keindahan antara masyarakat Barat dengan masyarakat Timur hendaknyalah dipahami dalam konteks peradaban di masa lalu. Penjelasan ini dianggap penting untuk memberikan pemahaman bahwa pendikotomian pandangan masyarakat Barat dengan masyarakat Timur dalam konteks peradaban masa lalu dilandaskan pada kenyataan bahwa tatanan kehidupan atau peradaban masyarakat Barat dan masyarakat Timur di masa lalu sebelum terjadi arus globalisasi amatlah berbeda. Sementara itu, tatanan kehidupan atau peradaban suatu masyarakat sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan cita rasa estetiknya, menyebabkannya berbeda pandang di dalam menelaah fenomena keindahan.
Pada masa sekarang, meskipun semangat masyarakat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai lama cukup besar untuk mempertegas kembali konteks budaya Timur, namun arus universalisme yang berlangsung saat ini, yang didominasi oleh rasionalisme (konon dianggap milik Barat), harus pula diakui bahwa telah menjadi bagian dari budaya Timur.
Sulit disangkal bahwa rasionalisme yang melandasi konsep estetik di dalam peradaban Barat di masa lalu, yang masih eksis hingga dewasa ini dan dianut oleh masyarakat Timur, telah menjadi bagian dari kebudayaan Timur. Dianutnya konsep estetik berdasarkan rasionalisme oleh masyarakat Timur bukanlah suatu hipnotis yang dilakukan oleh Barat terhadap Timur, akan tetapi lebih merupakan hasil pencerapan yang sejalan dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di Timur. Kita harus percaya bahwa manusia dikarunia akal pikiran agar mereka menggunakannya. Dengan demikian sikap rasionalis bukanlah peniruan, terlebih doktrin atau hipnotis, melainkan anugerah Ilahi terhadap seluruh umat manusia, baik di Barat maupun di Timur. Dengan pemikiran itu sehingga rasanya tidak berlebihan jika konsep estetik yang berlandaskan rasionalisme, yang kini telah membumi di dalam masyarakat Timur, dianggap berlaku universal.
Daftar Pustaka:
Sukarman B, 2006. Estetika. Makassar: Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.
makasih banget untuk infonya kak
BalasHapusstreaming gtv