Fungsi Kritik Seni
Dilihat dari segi fungsinya, kritikus dapat berfungsi tiga, yaitu:
- Kritikus menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi kebaruan dan keorisinalan karya seniman sehingga si pengamat mendapat pertolongan dalam mengamati suatu hasil karya seni.
- Kritikus menjadi alat ukur prestasi seniman. Kritikus sebagai pengamat seni yang jeli, kritikus dengan cara yang lebih obyektif memberi tanggapan positif atau pun negatif suatu karya seni, sebab setiap orang tidak akan terhindar dari subyektivitasnya jika ia harus menilai hasil karyanya sendiri.
- Sebagai kritikus, ia adalah pengapresiasi yang berkadar kemampuan lebih tinggi dari kebanyakan pengamat lainnya.
Menurut Sudarmaji (1970) melihat kritik memiliki dua fungsi, yakni:
- Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan
- Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu prestasi, serta memberikan apresiasi.
Flaccus (1981) memandang kritik sebagai suatu studi rinci dan apresiatif dengan analisis cendekia atas suatu karya disertai tafsir dengan alasan-alasannya. Sebagai aktivitas evaluasi, kritik seni harus sampai pada pernyataan tentang nilai baik dan buruk, atau bahkan sampai pada peletakan posisinya dibanding dengan karya yang sejenis.
Agak beda dengan pendapat di atas, Jhon Dewey (1934) memandang bahwa kritik seni tidak usah sampai pada keputusan nilai, karena dengan deskripsi yang lengkap dengan pembahasannya, dipandang sudah mencukupi bagi penangkapan makna estetik suatu karya.
Pada dasarnya para pakar kritik tidak keberatan bila kritik dinyatakan sebagai aktivitas analisis kajian secara rinci, untuk memahami kekuatan dan kelemahan suatu karya, dan penarikan tafsir makna bagi pengembangan penghayatan.
Kritik berperan sebagai aktivitas penerjemahan karya untuk peningkatan apresiasi. Dalam konteks ini kritik berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara seniman, karya seni dan penghayat seni. Dengan kritik, penghayat menjadi lebih mendapatkan tuntunan atau pedoman bagi pemahaman karya seni yang secara langsung dapat mengembangkan sensitivitas estetiknya.
Telah disebutkan bahwa kritik bisa juga mengangkat karya seniman yang belum dikenal muncul ke permukaan masyarakat umum. Kritikus dengan ketajaman visi dan imajinasinya mampu melihat nilai yang belum banyak diungkap dan dimunculkan, kemudian mengangkatnya dengan ulasan kritiknya. Bukan hanya seniman saja, tetapi jenis seni tertentupun bisa diungkap dan dimunculkan untuk mendapatkan perhatian masyarakat umum dan membuka kesadaran baru.
0 komentar:
Posting Komentar