Wawasan Seni

Seni dan Bukan Seni
Untuk memperoleh pengertian tentang seni mula-mula perlu dibedakan antara segala sesuatu yang termasuk seni dan yang bukan. Kemudian akan diperoleh semacam rumusan atau batasan
seni. Dalam kaitannya dengan usaha menyusun batasan seni timbullah masalah untuk memperoleh rumusan yang setepat-tepatnya. Oleh karena seni terwujud melalui berbagai media dan diserap melalui salah stu indera atau bersama-sama, maka seni perlu digolong-golongkan untuk lebih memahaminya, serta memahami latar belakang pemikiran yang mendasari terwujudnya suatu karya seni.
Mengingat bahwa lahirnya berbagai jenis seni itu berkaitan dengan kebutuhan manusia karena seni telah dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya, maka dapat dipisah-pisahkan jenis-jenis perwujudan seni menurut fungsinya masing-masing. Pemanfaatan tiap-tiap jenis seni menjadi mantap jika kita memahami beberapa komponen yang menjadi prinsip terwujudnya sebuah hasil seni. Setelah hal-hal tersebut di atas dipahami maka sampailah pada tahap berikutnya yaitu tahap apresiasi.
Apresiasi seni. Persoalan apresiasi adalah persoalan sikap yaitu sikap seseorang terhadap seni sebagaimana ia menghayati dan menghargai seni dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu berapresiasi seni dengan baik (dan mungkin dengan benar) akan tercapai apabila dapat ditelusuri proses penciptaan seni dari awal yaitu mulai dari tumbuhnya inspirasi sampai dengan terwujudnya sebuah hasil seni.
Dengan berapresiasi seni sesungguhnya dapat ditelusuri aspek-aspek konseptual dan aspek-aspek psikologis dari pihak pencipta walaupun yang dihadapi secara langsung adalah hasil seni sebagai pernyataan batin seseorang dalam lingkungannya. Dalam pengertian seni, karya seni merupakan lambang jiwa seseorang atau lingkungannya. Maka dari itu pembahasan terakhir tentang wawasan seni adalah tinjauan tentang karya seni.
Karya Seni. Karya seni adalah suatu hasil pernyataan batin atau ungkapan jiwa seseorang yang mengandung maksud tertentu. Hal itu dapat ditinjau dari berbagai titik pandang, antara lain tinjauan dari segi psikologi, segi sosiologi dan segi estetika.
Apabila beberapa langkah seperti di atas dapat ditempuh dengan baik kiranya seseorang akan memiliki alat pandang yang dapat dipakai untuk mawas dunia seni sampai pada batas cakrawala yang diperlukan.
Ketiga pokok bahasan tersebut di atas kiranya akan memperluas wawasan seseorang sehingga akhirnya ia benar-benar dapat menentukan seni itu apa dan bagaimana seharusnya ia mawas seni sebagai kebutuhan dalam hidupnya.
Sumber: Prof. Drs. Suwaji Bastomi. 1990. Wawasan Seni. Penerbit: IKIP Semarang Press.

0 komentar:

Posting Komentar